Tiap mahasiswa pasti akan berjumpa yang namanya tugas akhir berupa karya tulis ilmiah yang dikenal dengan berbagai nama (kti, skripsi, thesis, disertasi, de el el). Saya pun sebagai salah seorang mahasiswa akhirnya bertatap muka juga dengan tugas akhir tersebut.
Proses pembuatan dan penyusunan skripsi, bagi saya pribadi, memang cukup menguras tenaga, waktu, uang dan pikiran. Dimulai dari kebingungan mencari topik yang ingin di tulis dilanjutkan dengan kebingungan cara menulisnya, saking pusingnya saya sempat berpikir kalau saya ingin keluar dari kebingungan jawabannya adalah mengetahui apa sih skripsi itu yang akhirnya berujung pada semakin bertambah bingungnya saya.
Kalau saya mengingat-ingat kembali bagaimana teman seperjuangan saya menganggap saya terlalu ribet, mereka memang ada benarnya. Namun, begitulah saya yang konon kabarnya merupakan tipe melankolis menurut tes yang saya ikuti di sebuah web yang saya lupa situsnya secara gratis. Saya selalu dipenuhi kecemasan, ditambah dengan pikiran 'seharusnya skripsi saya selesai semester kemarin'. Saya pun memutuskan untuk mengganti skripsi saya di semester ini. Selama saya menyusun skripsi, hal berikutlah yang saya lakukan.
"Memilih apa yang disukai dari apa yang disanggupi"
Beberapa artikel tentang pemilihan topik skripsi menyarankan agar kita memilih materi yang dipahami namun yang yang ada dipikiran saya saat memilih topik skripsi adalah "harus milih topik yang bisa saya selesaikan". Kenapa? Karena saya pikir, topik apapun yang saya pilih sama saja, apapun topiknya saya harus tetap belajar kembali, membuka buku kembali, membaca kata per kata kembali. Atas dasar hal tersebutlah saya memutuskan memilih topik yang saya suka. Apabila kita menyukai sesuatu biasanya dengan sukarela kita akan senang berada di sekitarnya bukan?
"Mencari dosen pembimbing skripsi"
Di kampus saya sebenarnya untuk dosen pembimbing (dospem) sudah di tentukan oleh ketua program studi sehingga mahasiswa cukup mengajukan proposal dan menunggu kabar tentang dospem masing-masing. Termasuk untuk kasus penggantian judul seperti yang saya lakukan, harus mengulang prosedur tersebut. Saya sudah merasa nyaman dengan dospem saya terdahulu, dan untungnya beliau bersedia membimbing saya.
"Tidak menyerah"
Saya termasuk orang yang mudah menyerah, terutama disaat saya tidak melihat jalan keluar. Saya mengawali skripsi saya dari hal yang saya suka dan dosen yang saya senangi, dimana saya berharap bantuan akan datang dari beliau. Namun, yang terjadi adalah beliau memberi saya pilihan "ganti topik skripsi atau cari orang lain yang bisa mengajari kamu". Pesan beliau saat itu yang saya ingat sampai sekarang adalah jangan menyerah, nak. Akhirnya saya tetap meneruskan topik yang saya pilih.
Tidak mudah memang menyusun skripsi bagi saya dan mungkin bagi sebagian orang lainnya yang juga baru pertama berhadapan dengan skripsi. Selama proses pun saya sempat ragu apakah bisa selesai atau tidak, namun di sisi lain saya bertekad skripsi saya harus selesai. Saya tidak sempat tidur dan makan demi menyelesaikan skripsi, bahkan saya ingat saya mengetik sampai pagi sambil menangis dan bergumam aku ingin tidur. Kalaupun sempat tidur hanya sebentar karena pagi hari harus konsultasi lagi, siang revisi, sore konsultasi lagi. Itulah yang saya lakukan saat menjelang sidang. Rentang waktu antara konsultasi terakhir dan waktu sidang saya sangat sempit, Hari itu di setujui untuk sidang, keesokan harinya langsung sidang. Kalau di ingat-ingat saya pikir lucu juga, saya pasti panik sekali saat itu :p
Tulisan ini saya buat hanya untuk sekedar berbagi pengalaman. Bagi teman-teman yang sedang atau akan berjumpa dengan skripsi dan kebetulan membaca tulisan saya, rajin-rajinlah konsultasi dengan dospem anda, jangan menunda waktu. Sungguh, kejar tayang di akhir sampai tidak sempat tidur dan makan itu menyiksa, bahkan pada hari sidang keadaan saya menurun alias sakit.
Setelah skripsi selesai dan sidang beres, saya kembali diliputi rasa cemas. Kenapa? Karena sebentar lagi saya akan menjadi pengangguran. Selain itu, banyak hal yang harus disiapkan untuk keperluan yudisium dan wisuda. Karena itulah, sebaiknya selalu siapkan rencana untuk hari esok, kalau memang ingin bersantai atau berlibur setelah sidang, imbangi dengan terus mencari informasi tentang apa yang harus dipersiapkan selanjutnya.
Saya pun dapat satu kesimpulan baru, setiap kita mengakhiri sesuatu sebenarnya kita juga sekaligus mengawali sesuatu. Marilah terus berjuang.